Untuk dapat bertahan di “pasar”, produsen barang atau jasa, perlu fokus pada kualitas. Kualitas dlm artian fit terhadap standar spesifikasi yg sesuai dengan kebutuhan & harapan pelanggan. Artinya, fokus pada kualitas berarti sekurang2nya produsen:
1. Menset siapa target marketnya & menganalisis apa kebutuhan & harapannya.
2. Menetapkan standar spesifikasi produk yg sesuai kebutuhan & harapan pelanggan tadi.
3. Melakukan “inspeksi akhir” untuk memastikan hanya produk yg memenuhi standar tersebut yg lolos & dinikmati pelanggan.
Tiga langkah tersebut adalah langkah minimal. Tentu saja, jika hanya melakukan itu produsen mungkin memiliki produk yg benar2 berkualitas tapi mungkin ia kedodoran di “biaya mutu” mengingat banyaknya potensi defect yg mungkin terjadi di bahan baku atau work in process & baru terdeteksi di akhir. Belum lagi, mungkin ia akan bermasalah di volume produksi karena lagi2 fokus manajemen hanya di akhir. Karena itu, para ilmuwan ilmu manajemen & teknik industri & badan standarisasi, seperti ISO, menyarankan tidak cukup tiga langkah tadi tapi perlu menerapkan “Sistem Manajemen Mutu”.
Di awal sy sebutkan bahwa fokus kualitas itu untuk bertahan di pasar. Ya, “sekedar” bertahan di pasar, bukan memenangkan persaingan atau menjadi penguasa pasar. Jika kita lihat geliat pemikiran & temuan peneliti2 manajemen, dapat kita baca bahwa kita telah memasuki era kualitas hanya sekedar keunggulan komparatif. Yg lain menyebutnya sebagai “order qualifier”. Artinya, kualitas itu persyaratan yg harus ada tapi bukan itu yg membuat pelanggan akan memilih suatu produsen dibanding kompetitornya. Jika produk sebuah produsen tidak berkualitas, ia ditinggalkan tapi jika produknya berkualitas belum tentu juga ia yg dipilih.
Lalu apa yg akan membuat produsen menjadi unggul dalam persaingan & bahkan penguasa pasar? Atau dlm bhs “akademik”nya, apa yg akan memberikan produsen keunggulan kompetitif atau yg lainnya menyebut sebagai “order winner”? Di sanalah peran inovasi. Produsen yg mampu terus menerus berinovasi-lah yg akan menjadi pemenang. Tentu saja, inovasi jangan dilihat secara sempit sebagai menghasilkan hal-hal baru. Itu tidak cukup.
Inovasi adalah soal menciptakan produk, proses, atau sistem yg unggul secara teknis dibanding yg sudah ada & bisnis lantaran costnya masih memberikan ruang yg cukup. Tentu saja, inovasi tidak mungkin muncul dlm sekejap tetapi produsen bisa memulainya dengan membudayakan program2 peningkatan. Jika itu berjalan, lambat laun inovasi akan tumbuh & membudaya.
Maka, jadikanlah kualitas & inovasi dua mata keping yg berjalan beriringan. Kualitas untuk bertahan & inovasi untuk memenangkan. Tanpa fokus pada kualitas, hasil inovasi suatu produsen mungkin akan booming di awal2 tapi berikutnya akan muncul keluhan2 pelanggan & saat kompetitor mencapai level yg sama, dengan mudah ia ditinggalkan. Di sisi lain, tanpa inovasi, fokus pada kualitas hanya membuat produsen berjalan pada “business as usual”. Sewaktu2 kompetitor akan mudah mengeluarkan hal baru yg membuat produk lama produsen tersebut menjadi tidak bermakna.
Salam Semangat,
Sikie Sumaedi
www.konsultaniso.web.id
www.multiple.co.id