Langkah Aman Mengoperasikan Forklift
Alat angkat dan angkut yang digunakan untuk memindahkan material dalam jarak pendek dalam dunia industri dapat mengandalkan Forklift. Berbagai jenis Forklift mulai dari forklift truck, fork hoist, fork truck, jitneys, dan lift truck. Memiliki identitas dengan rakitan besi yang menghadap kedepan sebagai pengait benda/material yang diangkut dan diangkat merupakan ciri khas dari Forklift. Alat angkat dan angkut tersebut memungkinkan pekerja untuk mengangkut beban besar dan berat tanpa membuang tenaga mereka.
Baca Juga : Safety Talk’s “Stop! Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja”
Setiap tahunnya, ratusan operator forklift memiliki Surat Izin Operasi dan paling banyak diminati untuk bekerja dengan menggunakan forklift. Cara mempertimbangkan bobot forklift dengan barang/material yang diangkat dan angkut, ketajaman perhitungan dan pertimbangan operator serta diperlukan langkah pengoperasian forklift dengan aman dan baik untuk melakukan pekerjaannya.
Seberapa pentingkah mengoperasikan Forklift dengan Aman ?
Berdasarkan data statistik National Traumatic Occupational Fatalities (NTOF) kecelakaan alat angkat dan angkut ini jarang terjadi tetapi apabila terjadi maka didapati cedera yang serius dikarenakan bobotnya yang besar, kejadian insiden adalah sebagai berikut :
- 79 pekerja tewas dalam kecelakaan terkait forklift.
- 140 pekerja menderita luka yang tidak fatal dan mengambil cuti.
- 19 persen kecelakaan forklift mengakibatkan patah tulang.
- 20 persen insiden forklift mengakibatkan rasa sakit, nyeri, keseleo, tegang, sobek, memar, dan memar.
Dari kejadian itu, organisasi akan kehilangan produktivitas karena kecelakaan forklift. Kecelakaan seperti itu mengakibatkan rata-rata 16 hari tidak bekerja. Sebagai perbandingan, rata-rata waktu istirahat untuk bahaya lain di tempat kerja adalah delapan hari. Perdagangan, transportasi dan utilitas, dan industri penyedia jasa melaporkan jumlah kecelakaan forklift tertinggi. Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan pemeliharaan terhadap forklift dan menambah pengetahuan operator dalam mengendalikan kendaraannya.
5 Posisi Bahaya Forklift
Forklift dengan teknologi terbarukan membanggakan fitur yang sempurna, dengan alih menjadikannya lebih aman daripada versi sebelumnya. Namun, berhati-hati saat mengoperasikan alat berat selalu penting. Keamanan forklift dimulai bahkan sebelum kendaraan dihidupkan. Menurut OSHA, lebih dari insiden kecelakaan forklift sebenarnya dapat dicegah. Penting untuk mengetahui kemungkinan kecelakaan yang bisa terjadi sebagai langkah pencegahan. Berikut adalah posisi bahaya forklift yang paling umum adalah ;
-
Membalikkan Forklift
Posisi ini terjadi dikarenakan distribusi berat yang tidak merata adalah penyebab paling umum dari forklift terbalik. Beban berlebih, beban yang tidak biasa, ketinggian beban yang diangkat dan pandangan operator yang terhalang juga dapat menyebabkan forklift terbalik. Pelatihan yang tepat dapat mengurangi kemungkinan terbalik. Dalam keadaan genting, operator forklift tidak boleh panik melompat dari Forklift, mereka harus tetap duduk tenang, bersandar ke arah yang berlawanan, dan berpegangan erat untuk menghindari cedera serius.
-
Aktifitas Menjepit, Mengangkat dan Mengangkut.
Pekerja lain yang berada di dekat Forklift berisiko tertimpa, tertabrak, atau terjepit oleh forklift. Ini biasanya terjadi saat mereka berada di jalur forklift atau di titik buta operator. Tata letak yang tidak teratur dan jarak penyimpanan yang terlalu padat membuat pekerja rentan terhadap bahaya tersebut. Pengaturan jarak penyimpanan dan tata letak harus di kelola dengan baik dengan menguraikan jalur yang jelas untuk pejalan kaki dan forklift. Pembatas fisik seperti jalan setapak berpagar dan trotoar dapat membantu upaya ini.
-
Beban Jatuh
Beban yang jatuh dapat mengakibatkan risiko cedera pada pekerja. Insiden ini terjadi saat mengangkat beban tanpa palet / palet yang terpasang tidak benar. Beban yang tidak seimbang dapat jatuh jika diangkat terlalu tinggi. Operator forklift dan pengawas muatan harus memastikan material seimbang dan aman sebelum diangkat dan diangkut.
-
Blind Spot
Forklift yang sedang bermuatan dapat menyebabkan titik buta bagi operator yang mengendarainya. Terhalangnya pandangan bisa menyebabkan risiko pengemudi menabrak pekerja lain dan aset fasilitas lainnya. Saat membawa muatan besar, operator harus mengemudi mundur untuk menjaga jalur mereka tetap jelas. Operator forklift harus memperhitungkan saat belok karena diperlukan ruang kosong yang lebar saat berbelok, biasanya ban bagian belakang cenderung berayun lebar saat berbelok. Pekerja lain harus mengalah dan menjauh dari area blind spot operator.
-
Kecepatan
Operator harus mengemudi dalam batas kecepatan yang diizinkan, mereka juga harus memperlambat dan membunyikan klakson saat mendekati persimpangan. Forklift harus digerakkan dengan kecepatan yang memungkinkan operator berhenti dengan aman dan stabil.
Langkah Aman dan Penting dalam Mengoperasikan Forklift.
Dalammengoperasikan forklift membutuhkan kondisi operator yang prima. Seseorang tidak boleh mengoperasikan forklift saat kelelahan, mengantuk, atau dalam pengaruh obat. Apabila Petugas K3 mencurigai kondisi operator sedang tidak primamaka , Petugas K3 berhak untuk tidak mengizinkan pengoperasian. Berikut beberapa tips bekerja dengan Forklift dengan aman diantaranya :
-
Melakukan Inspeksi Sebelum Pengoperasian
Pada awal saat pergantian shift, seorang operator harus melakukan inspeksi pra-operasi. Forklift merupakan mesin yang terlihat kokoh namun seiiring dengan pemakaiannya bisa mengalami keausan pada mesinnya. Operator forklift harus memastikan kendaraannya dalam kondisi prima untuk melakukan tugas. Buatlah daftar periksa Forklift pra-operasional seperti ; kondisi bahan bakar, oli mesin, air radiator, tekanan ban/roda, tuas kontrol, klakson, rem, kopling, semua lampu, posisi angkat garpu, dan pastikan tidak ada titik lembab dibawah forklift yang dapat mengindikasikan kebocoran.
-
Memposisikan Palet
Operator harus memastikan garpu rata dan memposisikan dengan benar saat memasuki palet. Kondisi garpu datar memastikan distribusi berat yang tepat (jika tidak rata, forklift dapat terbalik). Waspadai ukuran palet dan perhitungan bobot beban untuk memindahkan muatan palet dengan aman. Setelah beban diposisikan pada garpu, jangan mencoba mengubah posisi apa pun. Jangan pernah menggunakan palet yang ditempatkan di forklift sebagai pijakan untuk naik.
-
Memuat Beban/Material
Dengan mengetahui kapasitas Forklift saja tidak cukup diperlukan perhitungan distribusi berat yang benar guna mencegah overload forklift. Agar lift tetap stabil, letakkan beban sedekat mungkin dengan roda depan untuk menjaga keseimbangan. Jangan pernah mengimbangi kelebihan beban dengan menambah beban. Sebelum memasukkan garpu ke dalam palet, pastikan garpu rata. Tiang forklift harus tetap dalam posisi tegak. Terakhir, perhatikan juga prosedur keselamatan untuk bongkar muat barang.
-
Menaikkan Beban/Material
Jangan menaikkan atau menurunkan garpu sampai Forklift benar-benar berhenti dan rem sempurna. Saat mengangkat, angkat beban lurus ke atas, lalu miringkan sedikit ke belakang. Setelah beban diangkat, forklift kehilangan sebagian stabilitasnya, dan memiringkan beban untuk mengatasi hal ini. Pastikan untuk tidak mengangkat beban yang melampaui sandaran beban. Sangat tidak aman jika salah satu atau semua muatan dapat bergeser kembali ke arah pengemudi. Sebelum menaikkan beban, periksa jarak bebas di atas mencukupi, dan jika di luar ruangan, selalu jaga jarak aman dari saluran listrik. Setelah muatan diangkat, operator harus tetap berada di atas forklift. Pekerja lain tidak diperbolehkan berada dibawah/berjalan dibawah garpu yang sedang ditinggikan.
-
Membongkar Beban/Material
Sebelum menurunkan muatan, aktifkan rem dan ganjal roda. Saat membongkat beban/material pastikan memiliki jarak aman minimal.
-
Proses Pengangkutan Beban/Material
Forklift yang bergerak adalah forklift yang berbahaya. Sepanjang waktu, tangan, lengan, kaki, kaki, dan kepala operator harus tetap berada di dalam tuas pengendali forklift. Garpu, baik dalam keadaan muat atau tidak, harus dijaga serendah mungkin ke tanah dan dimiringkan ke belakang.
-
Tuas Kendali/Kemudi
Forklift merupakan penggerak roda belakang, membuatnya sangat sulit untuk berhenti dengan cepat, jadi jangan pernah mengemudi dengan cepat atau menikung terlalu cepat. Jangan pernah mengengkol setir dengan tajam saat mengemudi dengan kecepatan berapa pun. Sebelum mengubah arah lakukan pemberhentian sempurna, dan sebelum belok maka laju di perlambat terlebih dahulu. Jangan pernah mencoba memutar forklift saat berada di tanah/permukaan landasan yang tidak rata.
-
Kondisi Berhenti
Forklift yang diparkir dalam kondisi berhenti / tidak beroperasi masih merupakan forklift yang berbahaya. Hanya boleh memarkir forklift di lokasi yang disetujui. Sebelum meninggalkannya tanpa pengawasan, pastikan rem terpasang dengan aman, semua kontrol disetel ke posisi netral, dan garpu diturunkan ke permukaan tanah. Pastikan mematikan motor dan cabut semua kunci pada forklift.
-
Kenakan Alat Pelindung Diri (APD)
OSHA mewajibkan organisasi untuk memberikan perlindungan pada Operator Forklift dan memastikan alat pelindung diri digunakan dengan kesadaran penuh akan pentingnya Keselamatan. Operator forklift perlu melindungi dirinya dengan ;
- Sepatu berlapis baja untuk mencegah atau mengurangi cedera yang dapat terjadi akibat kaki pekerja terlindas oleh forklift.
- Sarung tangan untuk melindungi tangan dari residu, paparan bahan kimia, dan memar karena mengangkat palet yang berat. Juga, memberikan cengkeraman yang lebih baik saat menangani tuas kendali/kemudi yang kotor.
- Pakaian reflektif / Rompi dengan cahaya yang memantul agar mudah terlihat saat masuk dan keluar kendaraan maupun dalam kondisi gelap.
- Helm untuk memberikan perlindungan dari potensi bahaya di kepala operator.
- Kacamata dapat dipakai saat bekerja di sekitar beton, bahan kimia berbahaya, atau benda asing lainnya untuk menghindari debu yang dapat menyebabkan kelilipan saat mengoperasikan forklift.
Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa dibahasan menarik Safety Talk’s lainnya.
Salam K3
Arfeni Nabila, S.P., M.Si.
Konsultan ISO 45001, Konsultan SMK3
Multiple Training & Consulting